Perbandingan Harga Tukang Bangunan Borongan Dan Harian

Perbandingan Harga Tukang Bangunan Borongan Dan Harian | Mitra CDI. Saat hendak membangun atau merenovasi rumah atau bangunan lain kita bisa memilih menggunakan jasa tukang bangunan dengan system upah harian atau borongan. Berikut adalah perbandingan antara kedua system tersebut sekaligus kelebihan dan kekurangannya masing-masing sebagai referensi untuk Anda. Selanjutnya Anda bisa memilih yang paling sesuai menurut selera.

Tukang Bangunan Borongan Dan Harian Tukang Bangunan Borongan Dan Harian

Perbandingan upah tenaga kerja tukang bangunan borongan dan harian

Bila menginginkan hasil kerja yang memuaskan untuk rumah Anda dan mempunyai waktu luang yang mencukupi untuk mengawasi pekerjaan tukang sebaiknya memilih tukang bangunan harian. Tetapi bila sudah puas dengan hasil pekerjaan yang standar saja, Anda bisa memilih system kerja tukang secara borongan. Berikut ini adalah ulasan tentang perbandingan tersebut untuk Anda.

Jasa tenaga kerja bangunan harian

Lainnya: Distributor Bahan Bangunan Terlengkap Terpercaya Terjangkau

Bila memilih menggunakan jasa tukang dengan system harian maka bila sudah mencapai kesepakatan tentang besarnya ongkos tukang, pekerjaan dapat langsung dikerjakan. Umumnya saat ini upah harian tukang adalah sekitar Rp. 70.000,- sampai Rp. 100.000,- per hari dan pembayarannya dilakukan setiap satu minggu atau setiap hari. Sebagai pemilik rumah kita harus menyediakan material bangunan dalam jumlah yang mencukupi agar para tukang bisa terus-menerus bekerja demi menjaga produktifitas mereka. Kelebihan system ini adalah hasil pekerjaan akan lebih bagus dan pemilik bebas memberikan pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Kekurangan dari cara kerja harian adalah membutuhkan pengawasan lebih sehingga cukup menyita waktu. Selain itu biaya total untuk ongkos tukang pada umumnya lebih mahal dan butuh waktu pengerjaan yang lebih lama.

Jasa tenaga kerja bangunan borongan

Ada dua pilihan bila kita ingin menggunakan jasa pemborong yaitu pekerjaan bangunan secara total (material dan upah) atau hanya untuk upah tenaga kerjanya saja. Anda hanya perlu memberikan spesifikasi bahan bangunan yang Anda inginkan dan selanjutnya pembelian akan dilakukan oleh pemborong untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang kita inginkan. Keuntungan system ini adalah Anda tak perlu bersusah payah melakukan pembelanjaan material. Hanya perlu memastikan bahwa bahan bangunan yang datang memang sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita kehendaki. Sementara kekurangan dari system kerja yang demikian ini adalah biaya total yang harus dibayar akan lebih mahal karena pemborong juga pasti mengambil laba dari harga material bangunan. Bila kita ingin melakukan pembelian material secara mandiri dan hanya memborongkan upahnya, ada dua system yang dapat dipilih yaitu; perhitungan secara plak atau keteng. Plak artinya pemborong menghitung ongkos kerja sesuai gambar dan spesifikasi, misalnya Rp. 1.000.000,- untuk setiap m2 dikalikan dengan luas bangunan. Sementara pada system keteng, upah disepakai untuk per satuan pekerjaan, misalnya untuk pembangunan dinding adalah Rp. 40.000,- per m2 dan seterusnya. Nah, cukup jelas, bukan?